“Bu, saya mau sahur sama telur ceplok pakai merica ya.”
“Bu, masak dadar telur saja biar enggak ketinggalan salat malam.”
Ya, kalimat di atas memang jadi menu sahur Ramadan beberapa tahun terakhir. Apalagi ada anak sulung, si kakak, yang memang belajar puasa sehingga sebisa mungkin orangtua mengikuti menu sahur dan berbuka agar selalu semangat.
Untungnya si kakak suka dengan telur. Soalnya telur ini adalah protein hewani yang paling mudah ditemukan dan pastinya paling mudah diolah menjadi makanan bergizi. Ya, setidaknya untuk anak yang masih dalam proses bertumbuh. Kalau nutrisi tercukupi, anak belajar pun jadi mudah.
Apa Manfaat Telur?
Telur yang merupakan hasil dari ayam petelur adalah sumber makanan yang paling mudah diperoleh. Rasanya saya belum pernah merasakan kelangkaan telur. Dapur selalu ada telur sejak saya kecil. Berikut beberapa manfaat telur:
Sumber Protein
Sejak duduk di bangku sekolah, telur selalu diinformasikan bahwa sebagai sumber protein hewani. Ini pun yang selalu ditekankan ke anak-anak agar tidak benci dengan telur. Memang ada kenangan kurang menyenangkan bagi sebagian anak yaitu alergi dengan protein. Namun, lambat laun ketika diobati dan dikonsultasikan dengan dokter pastinya.
Menguatkan Sistem Imun
Asam amino dalam telur memberikan manfaat sebagai sistem imun. Protein mampu menjaga sel-sel kekebalan tubuh agar tetap bekerja optimal dalam tubuh. Antibodi yang sangat berperan penting dengan kesehatan tubuh.
Menyeimbangkan Kadar Kolesterol
Manfaat telur yang lain adalah sebagai pengatur keseimbangan kadar kolesterol. Jika dalam jumlah yang sesuai tentunya akan bekerja sesuai dengan fungsinya.
Dan masih banyak lagi manfaat lainnya dari telur sehingga sayang jika di-skip sebagai bahan makanan setiap hari.
Apalagi menyambut Ramadan, menu sahur paling mudah dan anak-anak suka biasanya memang telur. Diolah dengan berbagai menu. Telur yang tinggi protein setidaknya ditambah dengan karbohidrat saat sahur sudah cukup membantu anak-anak bisa berpuasa.
Olahan Telur yang Mudah Jadi Menu Sahur
Supaya lebih menarik dan anak-anak tidak bosan, maka boleh menyajikan variasi olahan telur. Tidak hanya anak-anak, yang dewasa pun juga tidak akan ikut rewel menjalani sahur Ramadan meski dengan lauk telur.
Berikut beberapa olahan telur yang bisa jadi referensi memasak di dapur:
Telur Orak Arik Brokoli
Kalau pernah makan di sebuah restoran cepat saji dari Jepang, ada satu menu anak-anak yang menghadirkan salah satu lauknya adalah olahan telur seperti ini. Kalau orang bule bilangnya scrambled egg karena bentuknya acak.
Nah, bunda di rumah bisa ubah atau modifikasi dengan menambahkan sayuran yang disukai anak-anak. Biasanya akan excited jika ditambah dengan brokoli karena penampakan akan lebih menarik. Warna kuning dominan dan ada warna hijau bertebaran dengan potongan sangat kecil bisa menambah selera makan.
Hmm, buatnya pun bisa disesuaikan dengan jumlah yang akan menyantapnya. Kalau saya biasanya cukup pakai 3-4 butir telur dan satu bonggol kecil brokoli. Ditambah penyedap rasa atau kaldu dengan rasa ayam.
Telur Balado
Kalau ini untuk menu sahur anak-anak dibuat tidak pedas. Jadi bisa diganti dengan saus tomat atau bahan lain. Namun, supaya anak belajar dengan cita rasa asli, sesekali mereka merasakan pedas tetapi tidak terlalu tinggi levelnya. Cukup yang bisa dikonsumsi anak juga. Jangan dipaksakan.
Atau kalau mau buat Telur Balado dengan dua level tingkat kepedasan, juga boleh kok, Bun. Pastikan anak-anak bahagia dan pastinya tercukupi nutrisinya saat berpuasa.
Crolette
Nah, menu ini sukses bikin anak pertama saya selalu bangun sahur duluan, haha. Soalnya menu olahan telur yang saya sajikan adalah Crolette, atau Crown Omelette. Jadi, buat telur dadar bermahkota. Mahkotanya dari keju.
Kalau mau lihat cara buat lengkapnya saya sudah tuliskan di Resep Crolette Anti Gagal ya, Bun. Siapa tahu mau di-ATM juga sekalian. Pastikan juga bahwa anak-anak suka keju dan tidak alergi keju supaya saat berpuasa tidak timbul masalah kesehatan karena allergen.
Martabak Mie Telur
Kalau ini semua pasti suka. cara buatnya juga mudah sekali. Cukup siapkan panci anti lengket saja dan bahan-bahan yang juga mudah diperoleh.
Telur sekitar 4-5 butir dan satu keping mie instan beserta bumbu pelengkapnya, ditambah potongan kecil sayur sawi yang disesuaikan banyaknya.
Kelur dikocok bersama bumbu dan masukkan mie hingga tercampur rata dengan telur lalu ditambah sayur. Kemudian dimasukkan ke panci anti lengket untuk dipanggang pada api kecil. Jika ingin menambahkan sedikit minyak atau mentega, boleh agar lebih gurih.
Telur Daging Kukus
Nah, kalau ada anak yang berat badannya kurang bisa coba berikan makanan ini. Selain dijadikan menu sehat selama sahur atau buka di bulan Ramadan, efek sampingnya berat badan anak bisa naik secara opptimal.
Caranya pun mudah karena hanya mencampur telur dan daging cincang yang takarannya tidak terlalu banyak dari jumlah telur. Hal ini untuk menghindari kepadatan adonan. Kemudian tambah penyedap rasa yang aman untuk dikonsumsi anak-anak.
Setelah itu ditempatkan pada wadah anti panas dan kukus sampai matang. Kalau punya oven sih akan lebih mantul karena seperti panggangan rasanya. Namun tidak ada pun tidak masalah. Makanya saya sebut menu ini sebagai kukusan.
Nah, sudah banyak alternatif nih, Bunda. Pastikan juga jangan telur terus selama 30 hari ya, haha. Anaknya mblenger alias bosan dan jadi anti sama telur setelah Ramadan terlewati. Divariasikan dengan menu lain yang Bunda bisa.
Kalau masih tidak bisa dan mengganggu ibadah? Tenang, Bun. Beli saja. Tuh samping kanan kiri rumah masa iya tidak ada yang jualan?
***
So, tetap semangat menyambut Ramadan ya, Bun. Memang kalau masih punya anak kecil seolah ruang gerak terbatas dan masak itu-itu saja. Biarkan saja karena kelak itulah yang dirindukan anak-anak. Masakan sederhana tetapi sangat berkesan buat mereka.