Ikut Anak-Anak HS Wisata Religi ke Masjid Sunan Ampel
Wisata

Ikut Anak-Anak HS Wisata Religi ke Masjid Sunan Ampel

Saat ditawarkan mau ikut wisata tipis-tipis di Surabaya, saya langsung mengiyakan. Apalagi ternyata tidak sekadar wisata alias jalan-jalan. Namun, saya diminta untuk berbagi ke anak-anak soal fotografi. Sebenarnya saya juga maju mundur jika diminta sharing fotografi.

Namun, apalah arti hidup ini kalau ilmu yang dimiliki tidak dibagikan. Bagaimana amal jariyah bisa terkumpul kalau pelit berbagi ilmu?

“Sampaikan walau sedikit sebab kelak ilmu itu akan kekal dalam ingatan karena seringnya terulang disampaikan.”

Lebih kurang seperti itu yang pernah disampaikan oleh almarhum bapak saya. Makanya harapan beliau yang tak bisa kuwujudkan seterusnya adalah menjadi tenaga pengajar di perguruan tinggi.

Back to traveling… 

Perjalanan Dimulai

Berkumpul di Masjid Al Akbar Surabaya, ternyata Bu SSCT alias Surabaya Sightseeing City Tour sudah menanti. Bus ini adalah bus wisata dalam kota yang disediakan Pemerintah Kota Surabaya agar warga lokal maupun luar bisa menikmati lebih dalam lagi soal tempat-tempat bersejarah di Surabaya. Kalau mau informasi detil soal Bus SSCT nanti saya tulis terpisah ya, hehe.

Naik Bus SSCT
Foto @katalensaku

Nah, kebetulan salah satu destinasinya adalah Masjid Sunan Ampel. Jujur saja, saya baru pertama kali akan menuju lokasi ini makanya excited ketika diajak. Yaa wisata tipis-tipis begitu. Kebetulan pula di hari Minggu sehingga anak-anak bisa saya tinggal di rumah.

Ibunya sejenak refreshing menikmati kota Surabaya tanpa gendong tas besar apalagi bawa anak tiga yang pastinya akan ada drama-drama kecil, hehe.

Perjalanan menuju Masjid Sunan Ampel melewati beberapa bangunan dan tempat wisata yang terkenal di Surabaya. Pastinya selalu ada agenda untuk mengunjungi semuanya. Pelan-pelan saja tetapi pasti, bukan?

Masuk ke Kawasan Ampel

Ternyata, sebelum menuju Masjid Sunan Ampel, harus melewati lorong pasar dulu. Huhu, memang sejak memasuki area Ampel ini sangat banyak sekali aktivitas perdagangan yang terlihat. Saya sendiri bingung juga ketika harus melewati lorong pasar.

“Kok belum sampai sih? Masjid-nya berapa meter lagi?” gumam saya dalam hati karena sepanjang lorong pasar itu sungguh banyak sekali manusia yang berupa ibu-ibu berseragam, rombongan dari daerah tertentu yang menuju Masjid Ampel untuk ziarah.

 

Ya, di Jawa itu memang sering terlihat aktivitas Ziarah Makam Wali. Nah, pas kami berada di wilayah Ampel, ternyata bersamaan dengan beberapa rombongan bus ziarah. Sudah bisa membayangkan bagaiman saya berusaha tetap nyaman berjalan sambil nge-shoot dan tangan lain juga memastikan tas aman dari serangan “orang yang merasa memiliki sangat besar akan barang kita” (baca: copet).

Di Pasar Ampel Banyak Barang Cocok Jadi Oleh-Oleh

Namanya orang asli Maros (Sulawesi Selatan) domisili Surabaya tetapi baru pertama kali masuk ke Kawasan Masjid Sunan Ampel ini, tentu excited melihat banyak sekali produk-produk yang biasanya jadi oleh-oleh haji/umroh di jual di sini.

Kacang Arab, Cokelat Kerikil, Sajadah, Parfum, Tasbih, Peci dan lainnya bisa ditemukan di sini. Apakah barang ini palsu? Hmm… yang saya tahu memang pedagang di Pasar Ampel banyak yang berketurunan Arab. Makanya Kawasan Ampel juga disebut sebagai Kampung Arab karena kondisi demikian.

Anak-anak HS atau Homeschooling yang saya bawa kebanyakan beli cokelat kerikil karena katanya enak. Saya sebagai orang dewasa juga menyampaikan kalau habis makan cokelat jangan lupa sampai rumah dibersihkan giginya atau minum air putih yang banyak.

Tak hanya barang-barang Arab atau Timur Tengah, oleh-oleh yang bertuliskan Masjid Ampel dan sejenisnya pun banyak dan merupakan buatan lokal.

Masjid Ampel yang Tak Pernah Sepi

Masjid Ampel Surabaya
Foto @katalensaku

Saya kira sudah mendekati dzuhur sehingga banyak yang duduk di serambi masjid. Ternyata tidak. Mereka datang dan duduk beristirahat setelah melakukan ziarah makam. Banyak sekali yang duduk sambil membawa buku kecil dan tasbih dengan mulut bergerak-gerak di samping makam. Mereka khusyuk sekali berdoa. Namun, jujur dalam hati saya berdoa semoga mereka yang demikian tidak meminta-minta di kuburan. Murni hanya mendoakan dan berziarah semata.

Masuk Melihat Interior Masjid Ampel

Sederhana tetapi punya daya tarik tersendiri. Bangunannya masih kalah megah dengan Masjid Kubah 99 di Makassar. Interior dan tatanan dalam masjid yang cukup membuat saya merasa teduh. Sederhana dan membuat diri seperti benar-benar tenang.

Interior Masjid Sunan Ampel
Foto @katalensaku

Ada spot lampu yang menarik perhatian saya sehingga menjadikannya salah satu penilaian bagi anak-anak HS yang bisa mengambil shoot dengan angle berbeda.

Meski ada tulisan tidak boleh tidur di dalam dan serambi masjid, tetap saja ada yang melepas rasa kantuk dengan berbaring. Ya bisa dirasakan memang hawa sejuk di dalam masjid yang mudah membuat kita merasa ingin duduk, rebahan dan akhirnya tertidur, hehe.

Insiden Anak Tertinggal di Dalam Area Pasar

Hmm.. sebenarnya ini menjadi tips buat ibu-ibu yang memang bawa anak ke Masjid Sunan Ampel agar benar-benar memerhatikan anaknya. Jangan sampai terlepas dari rombongan apalagi dalam kondisi tidak memegang ponsel yang bisa menghubungi keluarganya.

Pastikan anak selalu dalam genggaman. Memang sih ketika masuk di lorong pasar jalannya harus satu baris karena begitu padatnya pengunjung sehingga dua arah sangat riskan anak jalan lebih dulu atau tertinggal di belakang.

***

Well, jangan sampai terpisah dari rombongan. Jika pun demikian, jangan panik dan manfaatkan alat komunikasi yang dimiliki. Sebab, semua manusia pada dasarnya akan saling membantu dan memberikan jalan keluar akan kesulitan kita.

You may also like...

1 Comment

  1. bener bun, kalau bawa anak perlu kudu wajib waspada dan jaga-jaga agar tak tertinggal ya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *